![]() |
Dokumentasi Kirab Budaya Desa Dongos |
KIRAB BUDAYA DALAM RANGKAIAN
SEDEKAH BUMI DESA DONGOS TAHUN 2018
Sudah menjadi tradisi setiap bulan Apit (bulan Jawa)
warga desa Dongos mengadakan perayaan Sedekah Bumi sebagai wujud rasa syukur
dan ungkapan terima kasih kepada sang pencipta. Selain sebagai ungkapan rasa
syukur, sedekah bumi juga sebagai wujud persatuan antar warga desa untuk saling
gotong royong dan menyatu tanpa ada Batasan.
Dalam
perayaan sedekah bumi kali ini, selain acara Khotmil Qur’an, pengajian dan pagelaran
wayang kulit yang sudah menjadi tradisi turun temurun, kali ini kirab hasil
bumi serta pentas seni dan budaya juga mewarnai rangkaian acara sedekah bumi
desa Dongos, yang dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 Juli 2018. Yang menarik
perhatian saya untuk menulis artikel ini adalah rangkaian kirab hasil bumi.
Kekompakan pemuda yang tergabung dalam Organisasi Karang Taruna “Garuda Putih”
patut diacungi jempol dan apresiasi yang setinggi – tingginya, karena
kekompakan para pemuda ini, kirab sedekah bumi berjalan lancar, mereka bahu
membahu menyiapkan 1 nasi tumpeng besar, 2 gunungan besar hasil bumi antara
lain berisi : Singkong yang merupakan komoditas utama desa Dongos, ketela
rambat, kacang Panjang, jambu mete, tales, papaya, pisang, cabai serta sayur
mayur dengan apik. Mahasiswa UNDIP Semarang yang mendapat tugas KKN di desa
kami pun ikut andil dan menyemarakkan kirab kali ini.
Kirab
dimulai pukul 14.00 WIB. Dari rumah Kepala Desa (Petinggi) setelah mendapatkan
doa dan restu dari tokoh agama, peserta kirab pun mulai berjalan dengan jarak
tempuh kurang lebih 1.5 Km. Peserta kirab berasal dari berbagai kalangan, mulai
dari Kepala Desa beserta Perangkat, BPD, RT/RW, PKK, IPNU/IPPNU, siswa siswi
SD, SMP/Mts, SMA/MA, ORMAS dan Karang
Taruna Sebagai penyelenggara. Arak – arakan gunungan hasil bumi sampai di Balai
Desa Dongos pukul 16.00 WIB kemudian diterima oleh Sekertaris desa (Carik) Desa
Dongos dan kemudian berdoa bersama kepada sang pencipta untuk kemakmuran,
kemajuan, keberkahan dan kedamaian desa Dongos.
Suasana
kegembiraan warga sangat terasa ketika sholawat dikumandangkan, tak lama
kemudian warga desa yang sebelumnya sudah hadir di pendopo balai desa untuk
Selametan Bersama (ngetokno) dengan membawa nasi yang ditaruh dibakul
(mendheng) yang dilengkapi dengan ayam, telur, tahu, tempe sebagai toping nasi
(pupuk red. Dongos) segera berebut gunungan hasil bumi. Tidak butuh waktu lama
gunungan hasil bumi sudah habis tak tersisa. Para warga meyakini hasil yang didapat dari berebut gunungan akan
membawa berkah tersendiri untuk kemakmuran, keselamatan dan keberkahan.
Wah mantap nih desanya
ReplyDelete